SEREH
(Andropogon nardus L.)
Nama
Umum :
Serai (ind.), Sereh (Sunda), Sere (Jawa, Aceh)
Sinonim :
Symbopogon nardus (L). Rendle dan Andropogon citriodorus Desf
Kegunaan : Akar sebagai (diuretika, diaforetika, mukolitik, antitusiv, obat kumur dan menghangatkan
badan.)
Daun sebagai (karminativa, amara, pengobatan pasca
persalinan, antiperetika.)
Kandungan Kimia : 0,4%
minyak atsiri dengan komponen (sitral,
sitronelol, α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, β-felandren, p-simen, limonen,
cis-oseiemen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol,
geraniol, farsenol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon,
bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil
asetat, β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans-metilisougenol, β-kadinen,
elemol, kariofilen oksida.)
Senyawa utama penyusun
minyak sereh adalah sitronelal, sitronelon, dan geraniol.
Klasifikasi:
Kingdom
|
Plantae
|
Sub Kingdom
|
Tracheobionta
|
Super Divisi
|
Spermatophyta
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
Sub Divisi
|
Angiospermae
|
Kelas
|
Liliopsida
|
Sub
Kelas
|
Commenlinidae
|
Ordo
|
Cyperales
|
Famili
|
Poaceae/Graminae
|
Genus
|
Adropogon
|
Spesies
|
Andropogon nardus
L.
|
Asal dan Penyebaran
Geografi:
Dipercaya
berasal dari sekitar Malaysia, Sri Langka, daerah Ceylon. Daerah distribusi,
habitat dan budidaya tumbuhan pada daerah dengan ketinggian 50-2700 Mdpl. Di
Sri Langka, tanaman ini tumbuh alami atau secara liar, namun dapat juga ditanam
pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari
dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia banyak terdapat di
jawa, di tepi jalan, atau dipesawahan. Biasanya tumbuh di dataran rendah pada
ketinggian 60-140 Mdpl. Penyebarannya
tumbuh secara liar dikebanyakan negara Asia berudara tropik, Amerika dan
Afrika.
Namun,
penyebaran di jawa, tumbuhan ini tak pernah berbunga, sehingga pengadaannya
terjadi bukan dengan cara pembiakan kelamin melainkan sengan menanam
tunas-tunas muda.
Deskripsi:
Habitus :
Herba. Rumput-rumputan tegak, menahun, perakaran sangat dalam dan kuat.
Batang :
Tegak atau condong, membentuk rumpun,pendek, masif, bulat (silindris), gundul,
seringkali dibawah buku-buku nya berlilin, penampang melintan batang berwarna
merah.
Daun :
Tunggal,lengkap, pelepah daun silindris, rundul, seringkali bagian permukaan
dalam berwarna merah, ujung berligula, helaian(lebih dari separuhnya
menggantung) bila diremas berbau arumatik.
Bunga :
Susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung
nyata (braktea), biasanya warnanya sama, umumnya putih. Braktea (daun
pelindung) bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil. Kaliks (kelopak)
bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit), lema atau sekam (1 unit). Korolla
(mahkota) bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi membuka bunga
di pagi hari. Stamen (benang sari) berjumlah 3-6, membuka secara
memanjang. Pistilum (putik) stigma sepasang berbentuk bulu, dengan
percabagan membentuk jambul.
Buah :
Buah seperti padi, berbentuk memanjang, pipih dorso ventral, embrio separuh
bagian biji.
Ekologi
Serai
tumbuh dia daerah bersuhu tropis yaitu pada daerah dengan ketinggian 50-2700
Mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh atau ditanam pada berbagai kondisi tanah di
daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang
relatif tinggi. Di Indonesia, biasanya
tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 Mdpl.
Cara Pemakaian
1. Menghangatkan
badan: 5 gram akar segar dicuci dan direbusdengan 1 gelas air selama 15 menit.
Kemudian diminum 2 kali sehari (pagi dan sore) ½ gelas.
2. Mengobati
cacar:
Bahan: Daun serai
secukupnya, jinten hitam 1 sdm, blinggo 1 ibu jari, bengklei ½ ibu jari, daun
sirih bertemu urat 3 lembar, pinang muda 1 ikat, bawang merah, air matang ½
gelas. Cara membuat: Campur seemua bahan, tumbuk hingga halus. Tambahkan air,
aduk, saring. Minum ramuan ini 3 sdm setiap hari sampai sembuh.
3. Menghilangkan
polip:
Bahan: daun serai 6
lembar, daun sirih 10 lembar, cengkeh 20 butir, jahe secukupnya, dan air
perasan jeruk nipis. Cara Membuat: rebur semua bahan hingga tinggal ½ cangkir,
dinginkan dan saring. Minum setiap pagi selama 1 bulan.
4. Mengobati
terkilir:
Bahan: Serai 2 batang,
kemiri yang telah dibuang kulitnya 3 butir, air bersih. Cara membuat: Memarkan
serai hingga hancur, campur dengan kemiri dan sedikit air, panaska hingga
hangat-hangt kuku. Aimbil airnya pada
bagian yang terkilir,. Ampasnya balutkan dan kompreskan menggunakan kain bersih
agar sarinya meresap kedalam kulit.
5. Obat
kumur:
Bahan: Serai 3 batang,
daun sirih 15 lembar, ketumbar ½ ons, kapur gamping putih bersih ½ kg, air
secukupnya. Cara membuat: tumbuk halus
masing-masing bahan, campurkan, dan tambahkan air. Aduk hingga rata, tutup dengan
kain tipis, embunkan selama 1 malam. Gunakan air yang ada di permukaannya untuk
membasuh badan atu berkumur. Lakukan setiap hari.
Daftar Pustaka
1.
Backer, C.A.,Bakhuizen,
R.C.. Flora Of Java volume III.
2.
Heyne, K.1987. Tumbuhan
Berguna Indonesia Jilid I. Jakarta: Badan Litbang Perhutani.
3.
Kristiani, BR. 2013. Tanama
Serai. Dikases dari http://www.e-journal.uajy.ac.id/4356/3/2BL01076.pdf
Pada hari Sabtu, 10 Mei 2014
4.
Sentra Informasi Iptek.
Tanaman Obat Indomesia – Sereh. Diakses dari : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=252
pada hari Sabtu, 10 Mei 2014
5.
Tanijogonegoro.2013. Ramuan
Obat Tradisional Serai. Diakses dari http://herbal.tanijonegoro.com/2013/03/ramuan-obat-tradisional-serai.html
Pada hari Sabtu, 10 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar