Sabtu, 24 Mei 2014

Andropogon nardus L. (Tanaman Sereh)

SEREH 
(Andropogon nardus L.)

Nama Umum               : Serai (ind.), Sereh (Sunda), Sere (Jawa, Aceh)
Sinonim                       : Symbopogon nardus (L). Rendle dan Andropogon citriodorus Desf
Kegunaan                    : Akar sebagai (diuretika, diaforetika, mukolitik, antitusiv, obat kumur dan menghangatkan badan.)
Daun sebagai (karminativa, amara, pengobatan pasca persalinan, antiperetika.)

Kandungan Kimia       : 0,4% minyak atsiri dengan komponen (sitral, sitronelol, α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, β-felandren, p-simen, limonen, cis-oseiemen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol, geraniol, farsenol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans-metilisougenol, β-kadinen, elemol, kariofilen oksida.)
Senyawa utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal, sitronelon, dan geraniol.

Klasifikasi:
Kingdom
Plantae
Sub Kingdom
Tracheobionta
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Sub Divisi
Angiospermae
Kelas
Liliopsida
Sub Kelas
Commenlinidae
Ordo
Cyperales
Famili
Poaceae/Graminae
Genus
Adropogon
Spesies
Andropogon nardus L.

Asal dan Penyebaran Geografi:
Dipercaya berasal dari sekitar Malaysia, Sri Langka, daerah Ceylon. Daerah distribusi, habitat dan budidaya tumbuhan pada daerah dengan ketinggian 50-2700 Mdpl. Di Sri Langka, tanaman ini tumbuh alami atau secara liar, namun dapat juga ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Di Indonesia banyak terdapat di jawa, di tepi jalan, atau dipesawahan. Biasanya tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 Mdpl.  Penyebarannya tumbuh secara liar dikebanyakan negara Asia berudara tropik, Amerika dan Afrika.
Namun, penyebaran di jawa, tumbuhan ini tak pernah berbunga, sehingga pengadaannya terjadi bukan dengan cara pembiakan kelamin melainkan sengan menanam tunas-tunas muda.

Deskripsi:                                    
Habitus            : Herba. Rumput-rumputan tegak, menahun, perakaran sangat dalam dan kuat.
Batang             : Tegak atau condong, membentuk rumpun,pendek, masif, bulat (silindris), gundul, seringkali dibawah buku-buku nya berlilin, penampang melintan batang berwarna merah.
Daun               : Tunggal,lengkap, pelepah daun silindris, rundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berligula, helaian(lebih dari separuhnya menggantung) bila diremas berbau arumatik.
Bunga              : Susunan malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata (braktea), biasanya warnanya sama, umumnya putih. Braktea (daun pelindung) bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil. Kaliks (kelopak) bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit), lema atau sekam (1 unit). Korolla (mahkota) bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodicula, berfungsi membuka bunga di pagi hari. Stamen (benang sari) berjumlah 3-6, membuka secara memanjang. Pistilum (putik) stigma sepasang berbentuk bulu, dengan percabagan membentuk jambul.
Buah                : Buah seperti padi, berbentuk memanjang, pipih dorso ventral, embrio separuh bagian biji.

Ekologi
Serai tumbuh dia daerah bersuhu tropis yaitu pada daerah dengan ketinggian 50-2700 Mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh atau ditanam pada berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang relatif tinggi.  Di Indonesia, biasanya tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 Mdpl.

Cara Pemakaian
1.      Menghangatkan badan: 5 gram akar segar dicuci dan direbusdengan 1 gelas air selama 15 menit. Kemudian diminum 2 kali sehari (pagi dan sore) ½ gelas.
2.      Mengobati cacar:
Bahan: Daun serai secukupnya, jinten hitam 1 sdm, blinggo 1 ibu jari, bengklei ½ ibu jari, daun sirih bertemu urat 3 lembar, pinang muda 1 ikat, bawang merah, air matang ½ gelas. Cara membuat: Campur seemua bahan, tumbuk hingga halus. Tambahkan air, aduk, saring. Minum ramuan ini 3 sdm setiap hari sampai sembuh.

3.      Menghilangkan polip:
Bahan: daun serai 6 lembar, daun sirih 10 lembar, cengkeh 20 butir, jahe secukupnya, dan air perasan jeruk nipis. Cara Membuat: rebur semua bahan hingga tinggal ½ cangkir, dinginkan dan saring. Minum setiap pagi selama 1 bulan.
4.      Mengobati terkilir:
Bahan: Serai 2 batang, kemiri yang telah dibuang kulitnya 3 butir, air bersih. Cara membuat: Memarkan serai hingga hancur, campur dengan kemiri dan sedikit air, panaska hingga hangat-hangt kuku.  Aimbil airnya pada bagian yang terkilir,. Ampasnya balutkan dan kompreskan menggunakan kain bersih agar sarinya meresap kedalam kulit.
5.      Obat kumur:
Bahan: Serai 3 batang, daun sirih 15 lembar, ketumbar ½ ons, kapur gamping putih bersih ½ kg, air secukupnya.  Cara membuat: tumbuk halus masing-masing bahan, campurkan, dan tambahkan air. Aduk hingga rata, tutup dengan kain tipis, embunkan selama 1 malam. Gunakan air yang ada di permukaannya untuk membasuh badan atu berkumur. Lakukan setiap hari.

Daftar Pustaka
1.      Backer, C.A.,Bakhuizen, R.C.. Flora Of Java volume III.
2.      Heyne, K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Jakarta: Badan Litbang Perhutani.
3.      Kristiani, BR. 2013. Tanama Serai. Dikases dari http://www.e-journal.uajy.ac.id/4356/3/2BL01076.pdf Pada hari Sabtu, 10 Mei 2014
4.      Sentra Informasi Iptek. Tanaman Obat Indomesia – Sereh. Diakses dari : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=252 pada hari Sabtu, 10 Mei 2014
5.      Tanijogonegoro.2013. Ramuan Obat Tradisional Serai. Diakses dari http://herbal.tanijonegoro.com/2013/03/ramuan-obat-tradisional-serai.html Pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar